MAN 2 Kota Malang – Ustadz Faris Khoirul Anam, Lc, MHI penulis buku ‘Fikih Media Sosial’ hadir pada hari senin (19/4) di MAN 2 Kota Malang memberikan tips bermedia sosial yang berbasis ajaran Islam pada peserta pondok ramadhan MAN 2 Kota Malang yang dilaksanakan di Auditorium Lt 4 Gedung Sains Terpadu MAN 2 Kota Malang. Acara yang dihadiri Kepala MAN 2 Kota Malang Drs. H. Mohammad Husnan, M.Pd, unsur pimpinan. Wali kelas dan seluruh panitia Ponram 1442 H ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai senin sampai rabu tanggal 19-21 April 2021 melalui virtual dengan tema “Aktualisasi Moderasi Beragama Menuju Masyarakat Digital yang Beradab,” diikuti semua kelas X dan XII.

Kepala MAN 2 Kota Malang H. Mohammad Husnan, menyampaikan, bahwa jadikan pondok Ramadhan 1442 H ini sebagai media untuk komitmen dengan Al Qur’an, artinya Bulan Ramadhan ini awal kita untuk bermedia sosial harus ada perubahan,  dengan selalu menjaga status cerdas dan selalu melakukan cek dan ricek kebenaran berinteraksi di media sosial sesuai tuntunan agama, dan juga sebagai bentuk aktualisasi moderasi dalam beragama , seperti yang sudah diamanahkan kementeria agama,” ujar Kamad. Senua peserta didik yang mengikuti Poram ini ketika dapat berita harus mengecek berita itu benar apa tidak, yang kedua apakah berita itu  bermanfaat apa tidak, kalau kedua hal tersebut sudah ada maka kita diperkenankan untuk membagikan berita itu kepada orang lain,” katanya.

Sementara itu Pemateri tunggal, Ustadz Faris pengasuh PP. Darul Faqih Malang yang menyelesaikan pendidikan formal S – 1 di Universitas al-Ahgaff Hadhramaut Yaman – Fakultas Syari’ah, Jurusan al-Syari’ah wa al-Qanun (2004) dan S – 2 di UIN Sunan Ampel Surabaya Jawa Timur – Konsentrasi Syari’ah tahun 2010 dan saat ini sebagai Dosen Fakultas Sastra UM ini  menjelaskan ke peserta Ponram MAN 2 Kota Malang beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bermedia dan bersosial adalah menimalisir hoaks. “Tips melihat dan memilih berita pertama lihatlah judulnya, kedua  kontennya, yang berikutnya linia terakhir. Biasanya tulisan yang banyak kutipannya berarti berita tersebut sudah cover both side, kalau gak ada kutipan patut dicurigai tidak benar,” tegasnya. Selanjutnya Ustadz Fariz menjelaskan bahwa di Indonesia, Dalam hal ini umat Islam, ternyata pengguna terbesar medsos. Sayangnya banyak orang entah karena khilaf atau tidak sengaja justru melakukan aktifitas bermedsos yamg bertentangan dengan ajaran agama kita. Akibatnya bermedia sosial jadi ajang menumpuk dosa, maka dari itu jadilah generasi islam yang cerdas dan baik dalam menggunakan sarana komunikasi digital.” Ucap beliau.

Dalam buku Fikih Media Sosial karangan Ustadz Faris, beliau menjelaskan terdapat Sambutan tertulis Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang menyatakan bahwa kita perlu melakukan evaluasi diri. Peran tehnologi dan sarana komunikasi berupa media sosial telah kita gunakan untuk apa saja selama ini. Apakah sebagai sumur untuk menimba ilmu pengetahuan dan informasi positif ataukah justru menjadikannya sebagai ladang penyebaran kabar bohong, fitnah, hujatan dan sejenisnya?

Melalui sambutan Menteri Agama era kabinet Presiden Jokowi yang lalu tersebut, Ustadz Faris menjelaskan bahwa terkadang informasi seperti itu dikirim bertubi-tubi kesejawatnya tanpa peduli dampaknya, padaha hal demikian bukan saja menghancurkan persahabatan tapi juga memundurkan peradaban. Selanjutnya sambutan dalam buku tersebut Menag menghimbau agar kita jadikan media sosial sebagai ladang kebajikan. Tanamkan semangat untuk berbagi ilmu, kabar inspiratif dan konten positif lainnya. Lalu kita etik buahnya diakhirat nanti berupa dan keridhaan Allah SWT.

 

MAN 2 KOTA MALANG - JUARA PRIMA

Postingan Terkait