Hari Keempat, Kamad Bersama Peserta Didik Menyusuri Qingyan dan Belajar Membatik di Longjian Cina

Qingyan, Cina — Pada hari keempat Program Intensive Educational Short Course in China for Madrasah Students 2024, Dr. H. Samsudin, M.Pd., Kepala MAN 2 Kota Malang, bersama rombongan Kementerian Agama RI yang berjumlah 28 peserta didik melanjutkan eksplorasi budaya dan sejarah Tiongkok. Setelah sarapan Sabtu (21/12/24) pagi, rombongan bertolak menuju Kota Tua Qingyan, yang berjarak sekitar 50 km dari lokasi penginapan. Perjalanan selama 1,5 jam dengan bus ini menyuguhkan pemandangan alam yang memanjakan mata.

“Alhamdulillah, kami berkesempatan mengunjungi Qingyan, salah satu kota tua yang dibangun pada masa Dinasti Ming. Setibanya di sana, rombongan disambut oleh keindahan arsitektur bangunan batu abu-abu dengan ubin yang khas. Sebuah jembatan panjang melintasi danau menjadi pintu gerbang menuju puncak kota, menawarkan panorama menakjubkan yang memancarkan keanggunan masa lampau,” ungkap H. Samsudin.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kota tersebut adalah tempat yang unik untuk bisa melihat dari dekat tembok kuno, halaman luas, serta istana yang mencerminkan budaya Dinasti Ming. “Kunjungan dari dekat ini dijelaskan oleh seorang dosen pemandu dari kampus. Disana, nampak keindahan arsitektur serta ketahanan beberapa bagian tembok dan gerbang kota yang tetap utuh hingga kini memberikan kesan mendalam bagi kami, terutama para peserta didik,” imbuhnya.

Lanjutnya, tidak kalah menariknya ketika kunjungan di Longjian untuk melakukan Seni Membatik di Tengah Keindahan Alam.
“Selepas salat, makan siang, dan istirahat (ishoma), rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Longjian. Desa ini berada di kawasan pegunungan dan menjadi rumah bagi etnik minoritas Buyi dengan sejarah hingga 500 tahun. Lingkungan alamnya sangat memukau, dengan sungai yang mengalir, udara segar, dan suasana asri menyambut kami dengan penuh kehangatan. Kunjungan kami dilanjutkan ke sentra produksi batik tradisional, salah satu warisan budaya penting etnik Buyi,” ujar Kamad.

Di sentra produksi tersebut, para peserta mendapatkan pemaparan dari pengrajin tentang sejarah dan teknik membatik yang diwariskan turun-temurun. Selain itu, mereka juga diajak mempraktikkan proses membatik. “Proses membatik diawali dengan meletakkan kain putih di atas alas aluminium, kemudian mencetak motif bunga atau daun menggunakan malam panas. Setelah motif mengering, kain dicelupkan ke kolam tinta biru, lalu dicuci dan dikeringkan,” jelasnya.

Kain batik hasil karya peserta menjadi bukti kreativitas seni dalam setiap prosesnya. “Kami sangat menikmati pengalaman ini. Membatik tidak hanya memerlukan keterampilan, tetapi juga kesabaran serta penghormatan terhadap tradisi,” pungkas Kamad penuh rasa kagum.

Kegiatan di Qingyan dan Longjian memberikan wawasan baru tentang warisan sejarah serta seni tradisional Tiongkok. Selain itu, kunjungan ini turut mempererat hubungan budaya antara kedua negara, meninggalkan kesan yang tak terlupakan. (SW/Tim Humas)

MAN 2 KOTA MALANG - JUARA PRIMA

Postingan Terkait