Dr. Samsudin Paparkan Strategi Sekolah Islam Unggul di Era 5.0 pada Studium Generale UIN Ponorogo

Ponorogo, 25 September 2025 – Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Dr. H. Samsudin, M.Pd., menjadi salah satu narasumber pada kegiatan International Studium Generale 2025 yang digelar oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo.

Kegiatan yang mengusung tema “Transforming Islamic Schools in the 5.0 Era: Pursuing Excellence and Global Competitiveness” ini berlangsung di Gedung Watoe Dhakon Kampus 1 serta disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting. Antusiasme tampak dari kehadiran mahasiswa baru FTIK, khususnya Program Studi Tadris IPA semester 1 yang menjadi peserta utama acara.

Acara dibuka dengan keynote speech dari Prof. Dr. Mukhibat, M.Ag., Dekan FTIK, yang menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan global dengan nilai-nilai keislaman. “Wawasan kita boleh mendunia, tetapi pijakan tetap harus berlandaskan ajaran Islam,” ujarnya. Ia juga mengingatkan pentingnya keterampilan abad ke-21, seperti kecerdasan buatan, literasi digital, dan kemampuan berjejaring.

Narasumber internasional pertama, Prof. Madya Dr. Wan Norhaniza, M.Sc. dari ISDEV Universiti Sains Malaysia, memaparkan materi bertajuk “Qualified Educational Human Resources of Excellent Islamic School: Challenges and Strategies.” Dalam pemaparannya, ia menyoroti tantangan sekaligus strategi mempersiapkan sumber daya manusia pendidikan yang unggul demi mewujudkan sekolah Islam berdaya saing global.

Memasuki sesi berikutnya, giliran Dr. H. Samsudin, M.Pd. menyampaikan paparan dengan fokus pada strategi penguatan sekolah Islam di era 5.0. Beliau menegaskan bahwa ada tiga pilar utama yang harus diperkuat, yakni digitalisasi pembelajaran, penguatan moral keislaman, dan pengembangan karakter peserta didik.

“Digitalisasi pembelajaran, penguatan moral keislaman, serta pengembangan karakter peserta didik adalah pilar utama membangun madrasah unggul di era transformasi ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dr. Samsudin menegaskan bahwa keunggulan madrasah tidak hanya diukur dari capaian akademik, tetapi juga dari kontribusinya dalam membentuk generasi berakhlak. “Teknologi hanyalah sarana, bukan tujuan. Madrasah harus mampu memanfaatkan digitalisasi, namun tetap menjadikan iman, takwa, dan akhlak sebagai fondasi utama. Inilah yang akan membedakan sekolah Islam dengan lembaga pendidikan lain di era modern,” tegasnya.

Melalui forum akademik internasional ini, mahasiswa baru FTIK UIN Ponorogo tidak hanya memperoleh wawasan global terkait pengembangan pendidikan Islam, tetapi juga mendapatkan motivasi untuk berperan aktif sebagai calon pendidik yang inovatif, adaptif, dan berkarakter kuat di tengah dinamika era industri 5.0. (SW)

 

MAN 2 KOTA MALANG - JUARA PRIMA

Postingan Terkait