Kota Malang (MAN 2) — Rangkaian kegiatan Hari Raya Idul Adha pada Kamis (29/06/23) atau 10 Dzulhijjah 1444 H Di Masjid Al Falah MAN 2 Kota Malang dimulai dengan semalaman melakukan takbir, pagi ini shalat Ied bersama yang di imami oleh Moch. Muklis, M. Pd. Shalat Ied dilaksanakan tepat pukul 06.30 wib dilanjutkan khutbah yang di isi oleh dan Khotib Dr. Halimy Zuhdy yang bertemakan tentang Mengapa Dinamakan Idul Adha dengan mengurai kata Adha, Udhiyah, dan Dhuha yang dikemas dengan bahasa yang interaktif.
Dalam penyampaian Khutbahnya, Halimi Zuhdy menjabarkan Kata Idul Adha terdiri dari dua kata; “id” yang artinya hari raya, dan “adha” artinya qurban, atau hari raya qurban. Adha, artinya pagi (waktu Dhuha), dinamakan dengan Adha, karena qurban disembeli pada waktu Dhuha. Atau Shalat hari raya yang dilaksanakan pada waktu Dhuha. Fashalli lirabbika wanhar.
” Mengapa Udhiyah? Kata udhiyah (hewan qurban) diambil dari dhuha, yaitu yang qurban yang disembelih pada waktu Dhuha, setelah melaksanakan shalat Idul Adha. Maka, kata adha dan udhiyah adalah dari satu istiqaq (derivasi yang sama). Sedangkan kata Qurban dalam bahasa Arab jarang digunakan untuk kegiatan atau prosesi sembelihan setelah hara Idul Adha.” jelas Halimy yang menjadi Wadek 1 Humaniora UIN Maliki.
Kemudian menurutnya, Kata qurban (قربان) sendiri secara bahasa adalah sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan atau lainnya (mu’jam ma’shir). Jamak dari kata ini adalah qarabin (قرابين). Kata qurban dalam bahasa Arab digunakan secara umum dengan makna sesembahan dalam bahasa Indonesia.
“Dan setiap agama memiliki sesembahan tersendiri, maka dalam agama Yahudi menggunakan Id al-Qurban al-Muqaddasan (hari raya kurban yang sakral/suci), atau juga digunakan oleh kaum Nasrani.” ucap beliau.
Ia juga menjelaskan, Sedangkan qurban pada hari raya Idul Adha secara khusus menggunakan nama udhiyah (sembelihan) dan nama ini lebih dikenal dalam bahasa Arab, yaitu hewan yang akan disembelih berupa sapi, unta, dan kambing. Sedangkan kata qurban/kurban lebih bersifat umum. Maka hari raya dalam Islam dinamakan Idul Adha.
“Kata qurban dalam Al-Qur’an terdapat dalam tiga tempat, yaitu pada Ayat 183 (Ali Imran), 27 (Al-Maidah) dan 28 (Al-Ahqaf). Dan di antara ketiga kata tersebut adalah terkait dengan qurban yang diceritakan dalam kisah qabil dan habil, serta cerita seserang yang datang kepada rasul tentang qurban yang dilalap api, dan yang ketiga qurban sebagai sesembahan. Intinya, kata qurban (قربانا) itu sendiri adalah cara mendekatkan diri secara umum. Berbeda dengan qurban yang dilakukan dalam Idul Adha yang lebih dengan dengan kata Udhiyah, nahr, dan beberapa kata lainnya.” jelas ketua RMI NU Kota Malang ini.
Wadek UIN Maliki inipun menceritakan kisah dan keteladanan Ibrahim as memberikan pelajaran yang sangat mendalam kepada kita, yaitu bahwa pengorbanan akan melahirkan keberkahan. Ibrahim as menjadi orang yang paling dicintai Allah SWT, (khalilullah), imam, Abul Anbiya, hanif, sebutan yang baik, kekayaan harta yang melimpah ruah dan banyak lagi.
“Bahwa hanya dengan pengorbananlah kita meraih keberkahan. Dari pengorbanan Ibrahim AS dan keluarganya, jadilah Mekah dan sekitarnya menjadi pusat ibadah umat manusia se dunia, sumur Zamzam yang penuh berkah mengalir di tengah padang pasir dan tidak pernah kering. Dan puncak keberkahan dari itu semua adalah dari keturunannya lahir seorang manusia pilihan Muhammad SAW, yang menjadi nabi rahmatan lil’alamiin.” Jelas beliau.
Kemudian menurutnya, bahwa pengorbanan akan memberikan keberkahan bagi hidup kita, keluarga dan keturunannya dan pengorbanan akan melahirkan peradaban besar.
“Dan kisah para pahlawan yang berkorban telah membuktikan itu. Ibrahim AS dan keluarganya Ismail as, Ishak as, Siti Sarah dan Hajar. Muhammad SAW dan keluarganya, Siti Khadijah RA, ‘Aisyah RA Fatimah RA dll, para sahabat yang mulia, Abu Bakar RA, Umar RA, Utsman RA, Ali RA, dll. Para pemimpin setelah sahabat, Tabi’in dan Tabiit Tabi’in, Umar bin Abdul Aziz RA, Hasan Al-Bashri RA, Muhammad bin Mubarok, imam Abu Hanifah, imam Malik, imam As-Syafi’i dan imam Ahmad. Para pahlawan dari generasi modern, Ibnu Taimiyah, Hasan Al-Banna, KH. Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan dll. Selanjutnya akan muncul pada setiap zaman para pahlawan yang siap berkorban demi kemuliaan Islam dan umatnya. Sesungguhnya, bumi yang disirami oleh pengorbanan para anbiya, darah syuhada dan tinta ulama adalah bumi yang berkah.” Pungkasnya.
Begitulah intisari khutbah yang disampaikan Ustaz Halimy Zuhdi, kemudian acara dilanjut dengan ramah tamah, dan selanjutnya diadakan penyembelian hewan qurban yang dilakukan GTK dan peserta didik MAN 2 Kota Malang. Semoga apa yang telah dilakukan seluruh keluarga besar MAN 2 Kota Malang dalam memperingati Hari Raya Idul Adha tahun ini dapat bermanfaat bagi peserta didik dan umat. (Tim Humas)
MAN 2 KOTA MALANG - JUARA PRIMA