Komunitas Guru Madrasah Kota Malang Galang 500 Puisi Bertema “Cinta Ramadan”
Kota Malang — Semangat literasi di kalangan guru madrasah kembali menyala dalam Pertemuan Komunitas Menulis 500 Karya Puisi Guru Madrasah Negeri Kota Malang yang digelar pada Rabu (30/4) di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Malang. Kegiatan ini merupakan bagian dari tindak lanjut Gerakan Ayo Membangun Madrasah yang diperkuat dengan program literasi Kementerian Agama Republik Indonesia.
Mengusung tema “Aksara Cinta Ramadan”, pertemuan ini menargetkan terciptanya minimal 500 puisi dalam kurun waktu satu minggu. Setiap madrasah negeri diminta menyumbangkan sedikitnya 100 karya puisi. Secara teknis, karya ditulis menggunakan font Times New Roman ukuran 12, spasi 1,15, dan dikumpulkan paling lambat 4 Mei 2025 dalam bentuk file Microsoft Word.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Malang, H. Abdul Mughni, S.Ag., M.Pd., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi dan dukungannya. “Literasi adalah kunci perubahan madrasah. Gerakan menulis ini bukan hanya mengasah kompetensi guru, tetapi juga membangun ekosistem literasi yang kuat di lingkungan madrasah,” ujarnya.
Pertemuan diikuti oleh para guru pegiat literasi dari berbagai madrasah negeri se-Kota Malang, antara lain:
– MAN 1 Kota Malang: Septian Adi Kurniawan, S.Pd. dan Ismiarni, S.Pd.
– MAN 2 Kota Malang: Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd. dan Faizal Hadi Nugroho, S.Pd.
– MTsN 1 Kota Malang: Yuyus Robentien, S.Pd. dan Yoga Prasetya, M.Pd.
– MTsN 2 Kota Malang: Riyono, S.Pd. dan Nur Chasanah, S.Pd.
– MIN 1 Kota Malang: Idha Fitriani dan M. Dwi Cahyono
– MIN 2 Kota Malang: Eko Ufi Nushayati, S.Pd. dan Darmini, S.Pd., M.Pd.
Menurut salah satu peserta Eni Wahyuni, S.Pd., M.Pd., kegiatan ini merupakan wujud nyata dari sinergi komunitas guru dalam mendukung program literasi nasional. “Kami menghimpun kekuatan komunitas guru dalam satu gerakan berkarya, sekaligus mendorong potensi guru dalam menggerakkan peserta didik serta mitra kerja untuk menulis puisi,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa total karya diperkirakan mencapai 6.000 puisi dari enam satuan kerja (satker) yang terlibat. “Akan ada proses kurasi. Karya terbaik akan kami kirimkan, sementara lainnya akan dibukukan dalam antologi internal. Koordinator wilayah kegiatan ini, Bapak Dwi dan Ibu Yuyus, siap mengawal proses pengumpulan dan seleksi karya hingga tahap akhir. Insyaallah tidak ada karya yang sia-sia,” tegasnya.
Dalam sesi diskusi, muncul sejumlah isu seperti keterlibatan peserta didik kelas akhir dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam proses menulis. Komunitas sepakat untuk mendorong orisinalitas dan semangat berkarya secara autentik.
Kegiatan ini menjadi penanda semangat baru dalam gerakan literasi guru madrasah di Kota Malang. Dengan cinta pada Ramadan dan dedikasi terhadap dunia aksara, para guru membuktikan bahwa madrasah adalah lahan subur bagi tumbuhnya karya sastra yang menyentuh hati dan abadi sepanjang masa. (SW)
MAN 2 KOTA MALANG - JUARA PRIMA